27/01/2020

Perihal Renjana

Jika dipandang lekat-lekat
Rinduku hanya gulana di ujung tanduk
Selayaknya ombak yang menderu dan melebur
Aku tidak menampik ia menjadi agung
Pasrah saat ia mengukuhkanku sebagai inangnya
Demi tetap hidup dan membiru dalam diriku

Lalaiku yang sering tak menguncinya
Membuatnya kerap kali enyah ke masa lampau
Menebas dan merasuk menuju jantung memori paling terjal
Kedua kaki kotornya akan merebahkan diri
Pada reminisensi yang sepantasnya diabaikan
Yang sekarang menjadi keruh
Namun malar terasa penuh

No comments:

Post a Comment