Satu-persatu pakaian kami tanggal
Tersisa pikiran yang dibalut nista
Dan tanpa tergesa ia tenggelam
Hanyut dalam diriku serupa nikmat yang profan
Raungmu tersengal
Sisi gelapmu perlahan tersingkap
Menarik dan menghardik
Mengutukku layaknya karunia surga
Dua dura lalu melebur
Menunggalkan dua nama jadi satu
Menyempitkan celah antara dahaga
Dan tubuh milik masing-masing
Kemudian hujanku menjelma rintik
Dan badai di jantungmu
Merekah menjelma fajar
No comments:
Post a Comment