Dunia akan melihat kita sebagai dua insan yang bisu
Aku dan kamu memang tak gemar memuntahkan diksi
Takut jikalau aksara yang membanjiri lantai melukai hati insan yang tak sengaja lewat
Dibalik diam itu ada aku yang menyantap rindu seorang diri
Kemudian ada kamu yang meneguk ucapanmu kembali
Lidahmu kelu, sedang suaraku dikungkung dinding takut yang begitu tinggi
Sesekali mataku tertawan oleh tatapmu
Tembang yang dimainkan merambah masuk ke jiwamu
Lamat-lamat sampai ke hatimu
Sebuah tembang yang mustahil untuk kau lupa
Sesekali jemarimu menghiraukan auraku
Mencoba mengerti dan menggapainya satu-persatu
Jika begitu aku pasti luruh
Malu menjelma menjadi nelangsa
Kubiarkan merah darah menyaru dengan lembayung senja
Mencipta tragedi yang dicinta ribuan pasang mata muda-mudi
Sedang aku dan kamu masih juga bungkam
Kita lalu belajar untuk bercakap dalam sunyi
Untuk kemudian mencinta dalam diam
27/06/2019
20/06/2019
Niskala
Repot berlutut menengadah tangan
Sampingmu bisu, langkahmu pun tak tahu
Atasmu tak mau membantu
Terhadap senyapmu yang berisi arogansi
Apologi bukan solusi
Jika temu raga yang mampu memadamkan api
Sampingmu bisu, langkahmu pun tak tahu
Atasmu tak mau membantu
Terhadap senyapmu yang berisi arogansi
Apologi bukan solusi
Jika temu raga yang mampu memadamkan api
15/06/2019
Tentang Nyata dan Semu
Temaram subuh memenggal surga dan neraka
Neraka adalah singgasana
Bagi kata-kata yang merumah di ujung lidah
Merambat menuju sukar yang tak berujung
Menunggu tanya merebak diri
Membiarkan jawaban tersangkut di antara belukar pikiran
Sedang surga yang diidam tak pernah abadi
Hanya hasil menengadah tangan sepasang insan
Yang meminta matahari bermain mata dengan bulan
Mencari celah antara fajar dan juga petang
Yang mana dunia nyata?
Di dalam padam yang selalu setia,
Atau muram yang berteman surya?
Neraka adalah singgasana
Bagi kata-kata yang merumah di ujung lidah
Merambat menuju sukar yang tak berujung
Menunggu tanya merebak diri
Membiarkan jawaban tersangkut di antara belukar pikiran
Sedang surga yang diidam tak pernah abadi
Hanya hasil menengadah tangan sepasang insan
Yang meminta matahari bermain mata dengan bulan
Mencari celah antara fajar dan juga petang
Yang mana dunia nyata?
Di dalam padam yang selalu setia,
Atau muram yang berteman surya?
09/06/2019
Baby Tomorrow; It’s Happening Again
Her soul is pulled somewhere
Under the riddled constellations her muscles are
ruptured
The steps go to the miscalculated address upon the
crumpled postcard
A small chant escaped her mouth
Her tongue rolls, her lips are damp
Showing the modern world a glimpse taste of heaven
Her fingers brush the remnants of yesterday
The seeds yet to grow on tomorrow
What now?
Just another dull van conversation
Or perhaps an encounter
When she eventually feels like coming home
08/06/2019
Revolve
A heart full of cavities
A scant of grieve
Aches to aches
From a veritable chaos
Turned into an enthralling ecstasy
Gugur
Waktu diam-diam melambat
Memenggal nafas yang tak ingin dihembus
Dan kemudian raga menggugat cerai jiwa
Lalu semua menjadi janggal
Aku meratapi kematian raga yang masih berjalan di atas
bumi
Semesta meludahi dirinya sendiri
Mengakui bahwa dirinya hanya seorang pecundang
Sayang, kita menyelam untuk tenggelam
Subscribe to:
Comments (Atom)