23/05/2016

Soekarno-Hatta

Entah apa yang terjadi saat itu
Saat semesta berkehendak
Untuk kita bersua
Setelah sekian lamanya merindu

Kita seakan berbincang
Dalam bahasa asing
Tenggelam dalam percakapan
Yang hanya kau dan aku yang memahami

Kedatanganmu kilat
Namun bagai jangkar
Yang menghambatku untuk pergi
Kau usik kenangan lama
Yang beriak melebar
Menyesakkan rasa dan pikiran

Rangga,
Kau alasan malam-malam sunyi itu ada
Kau alasan semua puisi cinta ditulis
Bukan sosok Adam yang lain
Tetapi kamu

Pendek akalku jika aku melepasmu
Rasa itu tak pernah membusuk
Malah mewangi
Bagai mawar putih yang kau beri
Jauh sebelum kita mengerti cinta

Pikirku tersentak dan insaf
Membenci itu meletihkan
Mendendam itu menguras tenaga
Apalah gunanya mengutuk masa lalu
Jika masa depan menanti
Untuk dirajut dengan kenangan baru

Biarlah hati ini pernah sakit
Semua insan juga pernah terluka
Luka pun tak selamanya menganga
Perlahan pasti akan menutup dirinya

Tak usah janjikan masa depan
Tak usah jaminkan sesuatu yang tak pasti
Cukup berada disini
Temani aku memulihkan luka di hati

Rangga,
Cintaku akan selalu ada
Hingga sang surya lelah bersinar
Hingga purnama pudar dan menua
Hingga jari jemari
Tak mampu lagi mencipta kereta kata-kata indah

Jika cinta ini dilawan dengan jarak
Jika cinta ini diadu dengan waktu
Hanya aku, kamu, dan bandar udara ini yang tahu
Siapa yang akan jadi pemenangnya

(Terinspirasi dari film Ada Apa Dengan Cinta? 2)

07/05/2016

Pamit

Purnama yag kau janjikan itu,
Purnama yang mana?
Sudah ribuan malam kutatap konstelasi di cakrawala
Diam-diam berharap
Bahwa itu adalah sepasang mata tajam milikmu

Kita berdua kehabisan purnama
Kita beri cinta waktu
Namun waktu enggan memberi
Kisah ini kesempatan sekali lagi

Jika benar ini cinta,
Apa akan menelan waktu sebanyak ini?
Selama ini kau suapi aku dengan janji
Saat yang kuharap adalah menyantap penjelasan

Maaf purnama,
kau kutinggal seorang diri
Menunggu sang pujangga yang tak kunjung pulang
Lelah hati ini
Dihantui ketidakpastian
Yang mengganggu semalam suntuk
Layaknya arwah yang mati penasaran

Hati ini memang masih berlabuh
Di dermaga dimana kita sempat bahagia
Tetapi cincin yang membalut jari manisku
Menarikku menjauh dari dunia fantasi ini

Jangan salahkan cinta
Ia tak pernah salah
Cinta itu suci
Layaknya seorang bayi
Yang baru lahir dari rahim seorang wanita

Tak perlu kelam-kabut
Mencoba membuat simpul mati
Ikatan yang renggang ini
Telah kuikhlaskan untuk pergi

Tak usah juga berkeluh kesah
Menunggu purnama selanjutnya datang
Karena kali ini
Bukan selamat malam yang kuujar
Melainkan selamat tinggal

(Terinspirasi dari film Ada Apa Dengan Cinta? 2)

http://www.desvaherzani.blogspot.co.id/

02/05/2016

Suatu Sore di Sisi Lain Jakarta

Hujan sore ini
Tak mampu menaklukkan rasa dingin
Yang menyembilu hati

Rindu, aku rindu
Namun lidah terasa kelu untuk mengucap
Jemari terasa rapuh untuk menulis sepucuk surat lagi
Terbendung oleh ego
Yang tak kunjung reda

Selimut yang mendekap tubuh
Kian lama kian luntur peranannya
Tak mampu untuk menggantikan
Kedua tangan yang sempat mendekap raga

Apa kabar New York?
Apa ikut tersendu bersama Jakarta?

Ah, tak mungkin sama
Langit New York tak mungkin berbaur dengan langit Jakarta
Karena matahari dan purnama tak akan pernah menyatu
Layaknya kita yang tak pernah dipertemukan oleh waktu

Tak terasa air mata ini
Turut terjatuh dengan hujan sore ini
Kembali mengenang sosok dirinya yang jauh di mata
Dan juga jauh di hati

Tak terasa pula
Hati ini kembali jatuh padanya
Terjun secepat lebatnya
Hujan di Jakarta

(Terinspirasi dari film 'Ada Apa Dengan Cinta? 2)

http://www.desvaherzani.blogspot.co.id/