Kau tak bisa mengabaikan rasa
Mustahil untuk menghindarinya
Seluruh indera yang kau punya
Kau bekukan rasanya
Berharap agar entah bagaimana
Ia dapat buyar
Pergi ke kehampaan di dalam hati
Namun digubris atau tidak
Rasa itu tak berarti tak ada
Rasa itu akan tetap sama
04/12/2016
13/10/2016
But My Eyes Are Black Holes You Always Seem To Avoid
If only I were the constellations
Or the paintings at the museum
Or the rainbow after the storm
Perhaps your intriguing eyes
Would gaze longer
And your heart
Would fall deeper
So you could endure
The heart-clenching feeling
Whenever I catch
The sight of you.
Or the paintings at the museum
Or the rainbow after the storm
Perhaps your intriguing eyes
Would gaze longer
And your heart
Would fall deeper
So you could endure
The heart-clenching feeling
Whenever I catch
The sight of you.
To The One Behind Those Sad Songs I Repeat Relentlessly
Here's to the night I fritter away
Typing and erasing
The things I wanted to convey
To the one
Who is clueless about my feelings;
Here's to the one
Who lives in the world
I scribbled with ink;
Here's to the one
Whose laugh always makes me
Forget that the world around me exist;
My mind erupted
When I realized the distance between us existed
Because it wanted to remind me
That you and I
Would never turn into something
More than just friends
I just wish
You could walk away from my mind
So I can sleep in peace
Just for one night.
23/05/2016
Soekarno-Hatta
Entah apa yang terjadi saat itu
Saat semesta berkehendak
Untuk kita bersua
Setelah sekian lamanya merindu
Kita seakan berbincang
Dalam bahasa asing
Tenggelam dalam percakapan
Yang hanya kau dan aku yang memahami
Kedatanganmu kilat
Namun bagai jangkar
Yang menghambatku untuk pergi
Kau usik kenangan lama
Yang beriak melebar
Menyesakkan rasa dan pikiran
Rangga,
Kau alasan malam-malam sunyi itu ada
Kau alasan semua puisi cinta ditulis
Bukan sosok Adam yang lain
Tetapi kamu
Pendek akalku jika aku melepasmu
Rasa itu tak pernah membusuk
Malah mewangi
Bagai mawar putih yang kau beri
Jauh sebelum kita mengerti cinta
Pikirku tersentak dan insaf
Membenci itu meletihkan
Mendendam itu menguras tenaga
Apalah gunanya mengutuk masa lalu
Jika masa depan menanti
Untuk dirajut dengan kenangan baru
Biarlah hati ini pernah sakit
Semua insan juga pernah terluka
Luka pun tak selamanya menganga
Perlahan pasti akan menutup dirinya
Tak usah janjikan masa depan
Tak usah jaminkan sesuatu yang tak pasti
Cukup berada disini
Temani aku memulihkan luka di hati
Rangga,
Cintaku akan selalu ada
Hingga sang surya lelah bersinar
Hingga purnama pudar dan menua
Hingga jari jemari
Tak mampu lagi mencipta kereta kata-kata indah
Jika cinta ini dilawan dengan jarak
Jika cinta ini diadu dengan waktu
Hanya aku, kamu, dan bandar udara ini yang tahu
Siapa yang akan jadi pemenangnya
(Terinspirasi dari film Ada Apa Dengan Cinta? 2)
(Terinspirasi dari film Ada Apa Dengan Cinta? 2)
07/05/2016
Pamit
Purnama yag kau janjikan itu,
Purnama yang mana?
Sudah ribuan malam kutatap konstelasi di cakrawala
Diam-diam berharap
Bahwa itu adalah sepasang mata tajam milikmu
Kita berdua kehabisan purnama
Kita beri cinta waktu
Namun waktu enggan memberi
Kisah ini kesempatan sekali lagi
Jika benar ini cinta,
Apa akan menelan waktu sebanyak ini?
Selama ini kau suapi aku dengan janji
Saat yang kuharap adalah menyantap penjelasan
Maaf purnama,
kau kutinggal seorang diri
Menunggu sang pujangga yang tak kunjung pulang
Lelah hati ini
Dihantui ketidakpastian
Yang mengganggu semalam suntuk
Layaknya arwah yang mati penasaran
Hati ini memang masih berlabuh
Di dermaga dimana kita sempat bahagia
Tetapi cincin yang membalut jari manisku
Menarikku menjauh dari dunia fantasi ini
Jangan salahkan cinta
Ia tak pernah salah
Cinta itu suci
Layaknya seorang bayi
Yang baru lahir dari rahim seorang wanita
Tak perlu kelam-kabut
Mencoba membuat simpul mati
Ikatan yang renggang ini
Telah kuikhlaskan untuk pergi
Tak usah juga berkeluh kesah
Menunggu purnama selanjutnya datang
Karena kali ini
Bukan selamat malam yang kuujar
Melainkan selamat tinggal
(Terinspirasi dari film Ada Apa Dengan Cinta? 2)
http://www.desvaherzani.blogspot.co.id/
Purnama yang mana?
Sudah ribuan malam kutatap konstelasi di cakrawala
Diam-diam berharap
Bahwa itu adalah sepasang mata tajam milikmu
Kita berdua kehabisan purnama
Kita beri cinta waktu
Namun waktu enggan memberi
Kisah ini kesempatan sekali lagi
Jika benar ini cinta,
Apa akan menelan waktu sebanyak ini?
Selama ini kau suapi aku dengan janji
Saat yang kuharap adalah menyantap penjelasan
Maaf purnama,
kau kutinggal seorang diri
Menunggu sang pujangga yang tak kunjung pulang
Lelah hati ini
Dihantui ketidakpastian
Yang mengganggu semalam suntuk
Layaknya arwah yang mati penasaran
Hati ini memang masih berlabuh
Di dermaga dimana kita sempat bahagia
Tetapi cincin yang membalut jari manisku
Menarikku menjauh dari dunia fantasi ini
Jangan salahkan cinta
Ia tak pernah salah
Cinta itu suci
Layaknya seorang bayi
Yang baru lahir dari rahim seorang wanita
Tak perlu kelam-kabut
Mencoba membuat simpul mati
Ikatan yang renggang ini
Telah kuikhlaskan untuk pergi
Tak usah juga berkeluh kesah
Menunggu purnama selanjutnya datang
Karena kali ini
Bukan selamat malam yang kuujar
Melainkan selamat tinggal
(Terinspirasi dari film Ada Apa Dengan Cinta? 2)
http://www.desvaherzani.blogspot.co.id/
02/05/2016
Suatu Sore di Sisi Lain Jakarta
Hujan sore ini
Tak mampu menaklukkan rasa dingin
Yang menyembilu hati
Rindu, aku rindu
Namun lidah terasa kelu untuk mengucap
Jemari terasa rapuh untuk menulis sepucuk surat lagi
Terbendung oleh ego
Yang tak kunjung reda
Selimut yang mendekap tubuh
Kian lama kian luntur peranannya
Tak mampu untuk menggantikan
Kedua tangan yang sempat mendekap raga
Apa kabar New York?
Apa ikut tersendu bersama Jakarta?
Ah, tak mungkin sama
Langit New York tak mungkin berbaur dengan langit Jakarta
Karena matahari dan purnama tak akan pernah menyatu
Layaknya kita yang tak pernah dipertemukan oleh waktu
Tak terasa air mata ini
Turut terjatuh dengan hujan sore ini
Kembali mengenang sosok dirinya yang jauh di mata
Dan juga jauh di hati
Tak terasa pula
Hati ini kembali jatuh padanya
Terjun secepat lebatnya
Hujan di Jakarta
(Terinspirasi dari film 'Ada Apa Dengan Cinta? 2)
http://www.desvaherzani.blogspot.co.id/
Tak mampu menaklukkan rasa dingin
Yang menyembilu hati
Rindu, aku rindu
Namun lidah terasa kelu untuk mengucap
Jemari terasa rapuh untuk menulis sepucuk surat lagi
Terbendung oleh ego
Yang tak kunjung reda
Selimut yang mendekap tubuh
Kian lama kian luntur peranannya
Tak mampu untuk menggantikan
Kedua tangan yang sempat mendekap raga
Apa kabar New York?
Apa ikut tersendu bersama Jakarta?
Ah, tak mungkin sama
Langit New York tak mungkin berbaur dengan langit Jakarta
Karena matahari dan purnama tak akan pernah menyatu
Layaknya kita yang tak pernah dipertemukan oleh waktu
Tak terasa air mata ini
Turut terjatuh dengan hujan sore ini
Kembali mengenang sosok dirinya yang jauh di mata
Dan juga jauh di hati
Tak terasa pula
Hati ini kembali jatuh padanya
Terjun secepat lebatnya
Hujan di Jakarta
(Terinspirasi dari film 'Ada Apa Dengan Cinta? 2)
http://www.desvaherzani.blogspot.co.id/
21/04/2016
Kembali Lagi
Kemanapun kaki ini melangkah
Kemanapun ombak menyeretku
Yang mampu kulihat
Di antara wajah para manusia asing ini
Adalah wajahmu
Dan hanya kamu
Karena di dalam hati dan pikiran ini
Terdapat dirimu
Dan hanya kamu
Kemanapun ombak menyeretku
Yang mampu kulihat
Di antara wajah para manusia asing ini
Adalah wajahmu
Dan hanya kamu
Karena di dalam hati dan pikiran ini
Terdapat dirimu
Dan hanya kamu
Rindu
Aku rindu
Rindu kedua tangan yang tak pernah berhasil menggenggam jemariku
Rindu ciuman yang tak pernah diizinkan untuk mendarat di bibir ini
Rindu perasaan yang tak sanggup untuk lahir
Rindu kata-kata yang tak sempat diujar
Rindu sesuatu yang tak diperkenankan untuk ada
Aku rindu
Rindu kita yang tak sempat ada
Rindu semua memori yang tak terjalin
Rindu kita yang terasa nyata di lamunan;
terasa nyata di hati
Rindu semua yang hadir di mimpi
Namun tak pernah bertemu realita
Rindu kedua tangan yang tak pernah berhasil menggenggam jemariku
Rindu ciuman yang tak pernah diizinkan untuk mendarat di bibir ini
Rindu perasaan yang tak sanggup untuk lahir
Rindu kata-kata yang tak sempat diujar
Rindu sesuatu yang tak diperkenankan untuk ada
Aku rindu
Rindu kita yang tak sempat ada
Rindu semua memori yang tak terjalin
Rindu kita yang terasa nyata di lamunan;
terasa nyata di hati
Rindu semua yang hadir di mimpi
Namun tak pernah bertemu realita
Subscribe to:
Comments (Atom)