Selalu ada langit tak berwarna
dan perempuan yang menulis dibawahnya
hurufnya luka
Avianti Armand (Buku Harian)
Senja ini seakan menua
Melunturkan warna-warna mudanya
Yang biasa kukagumi tanpa bosan
Dibawah langit yang mengabu
Anganku keluar dari sangkarnya
Lebih tepatnya, mencoba kabur
Berkelana menembus awan kelabu
Mencari temannya, kebahagiaan
Yang akhir-akhir ini perlahan berdenyar hilang
Dari seorang gadis muda
Yang sedang mencari-cari rumah untuk bersinggah
Disaat dunia sedang berkecamuk badai
Ia sendiri, menggigil, namun tak bersedih
Hanya bimbang menghantui jiwanya
Ia tak hentinya meyakinkan dirinya sendiri
Bahwa ia tak kesepian
Namun, realita berkata lain
Aku tersentak, melihat langit masih sendu
Tak mampu aku menghiburnya
Jadi aku hanya terdiam sendiri, tertunduk
Mulai menyusun kata, seperti biasa
Yang kulihat hanya secarik kertas pudar
Dengan aksara yang menangis
Gadis itu kesepian
No comments:
Post a Comment