Semesta yang bukan semestaku
Lebih memilih diam layaknya buta aksara
Seperti sunyi adalah bahasanya
Yang aku tak mampu terima
Semesta yang bukan semestaku
Begitu jauh meski tak asing
Seperti menelan sesuatu untuk pertama kali
Untuk merasakan rasa yang tak lazim lagi
Semesta yang bukan semestaku
Selalu mencari kaki untuk mengisi diri
Dan tanganku selalu mengangkat tinggi
Menawarkan raga dengan senang hati
Namun lagi-lagi, ia bukan semestaku