Sabtu, 8
Maret 2014
13:56
Sebuah café kecil di Jakarta
Dia duduk
terdiam
Sesekali
menyeruput segelas coklat dingin dengan krim kocok diatasnya
Sesekali
menoleh pada layar telepon genggamnya
Dari
gerak-geriknya saja aku tahu
Ia menunggu
Diantara
keramaian
Dibalik
sweater abu-abunya itu
Ia
memainkan jari-jarinya diatas meja kayu
Dengan
aroma espresso menyelubunginya
Tatapannya
tajam dan tak tenang
Ia menunggu
Menunggu sesuatu
yang dirasanya tak akan datang
Menunggu
hal yang tak tampak, namun dapat menenangkan jiwanya
Ia menunggu
kepastian.